Langkah serius ini diambil polisi lantaran perbuatan mesum mereka juga mendapat perhatian khalayak mulai dari penghuni gubuk derita hingga Istana Kepresidenan. Bahkan masyarakat dunia ikut mempersoalkan kelakuan ‘Ariel, Luna dan Cut Tari’ di negeri yang dikenal berpenduduk religius ini.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Agus Rianto, Rabu, (16/6), menegaskan, dikerahkannya polisi menangani kasus ini sebagai tindaklanjut perintah dari Mabes Polri. Lokasi awal penyebaran rekaman lewat jaringan intenet diketahui berasal dari Bandung.
“Tempat yang disinyalir sebagai lokasi penyebaran kami lacak, termasuk hotel, rumah, penginapan dan warnet. Ada satu lokasi yang mendapat pengawasan intens,” ungkap Agus tanpa menyebut lokasi yang dimaksudkannya.
AHLI REKA WAJAH
Upaya lain ditempuh polisi guna mengungkap lebih jauh video ‘Ariel-Luna–Cut Tari’ ditempuh dengan cara minta bantuan ahli reka wajah. “Kami sudah meminta bantuan ahli reka wajah dari kedokteran forensik sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang akurat,” kata Kabareskrim Mabes Polri, Ito Sumardi di Jakarta.
Sikap Ariel dan Luna Maya dalam pernyataannya di stasiun televisi swasta beberapa hari lalu untuk kesekiankalinya dinilai Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, bersikap ngambang.
“Saya katakan, Ariel, Luna Maya dan Cut Tari harus katakan, ya atau tidak. Kalau bukan katakan bukan. Kalau ya katakan ya. Jangan berbicara ngambang seperti sekarang ini,” cetusnya saat rapat dengan Komisi I DPR
KECAMAN MAKIN MELUAS
Kecaman terhadap Ariel-Luna Maya – Cut Tari makin meluas. Setelah Walikota Bandung Dada Rosada melarang Ariel manggung dan memberedel sumua papan reklame bergambar Ariel, Luna Maya dan Cut Tari, kini giliran Wakil Gubernur Dede Yusuf menyatakan larangan serupa berlaku di seluruh wilayah Jawa Barat.
Dede Yusuf mengemukakan, pihaknya khawatir terhadap keamanan artis tersebut jika berada di atas panggung di Jabar. Larangan itu bagian dari antisipasi kemarahan publik terkait dengan perbuatan ‘Ariel’ menzinahi ‘Luna Maya’ dan Cut Tari sebagai istri pria lain.
Sebagian publik anti-Ariel di Surabaya juga mulai bergerak. Ratusan siswa bergabung dalam komunitas elemen muda Islam Surabaya (Kelmis) selain mengeluarkan maaklumat haram juga membakar foto tiga selebritis setersebut.
“Jangan sampai Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari menginjakkan kakinya ke Surabaya. Kami telah mengharamkan mereka,” kata Feri Yudi AS, selaku koordinator aksi.